Sabtu, 20 Oktober 2018

Waktu

"Waktu"














keluh kesah berjung ambigu
terletih-letih menjawab makna diri
memaknai sebuah pesan dibanyak yang terbuang
mungkinkah sebuah kata (waktu) berujung sebuah hukuman?
benar 
proses tidak pernah kembali kebelakang
kalupun ada hanya sebatas nolstagia
itu kenapa ada awal yang selalu dihakimi oleh akhir
lihatalah seberapa banyak awal yang menghianati akhir
bukan salah di awal melaninkan salah diproses
segitu pentingkah proses itu?
tanyakanlah pada waktu!
semua itu sudah ada didalamnya 
jadi berdamailah pada waktu
***
pernah ada dalam sebuah cerita 
dimana hasrat yang tinggi dihalangi sebuah proses 
mengeluh, pasrah, dan menyalahkan keadaan
lalu ada dimana semua itu hanyalah omongan tentang ketidak percayaan
berdebat dengan waktu
toh banyak waktu terbuang sia-sia
meninggalkan kematian yang sulit dibuang
itu kenapa proses tak begitu cepat berjalan
jikalah ada seperti itu lupakanlah 
sebelum dihakimi oleh waktu
***
seperti naluri hewan bertahan hidup dan berkembang biak
nantinya manusia akan seperti itu
tanpa peduli disekelilingnya 
mendewakan proses dan mentuhankan hasil
jika seperti itu
akan ada dimana pertanyaan 
Dimana nilai kehidupan?
jawablah!

Sabtu, 27 Mei 2017

Memetik Harapan

Engkau yang bertambah usiamu hari ini
Tetap ingat, ada sinar di dalam harapan dirimu
Tetapi perlu diingat pula, ada kesempatan yang kian berkurang
Usiamu kini bertambah, engkau tidak seperti semalam, kemarin, atau beberapa waktu lalu
Anggap yang lalu jadi sebuah pelajaran, dan cerita kala diam mu mengingat kebelakang
****
Engkau harus mengerti, ada banyak orang menanti kebaikanmu, meski engkau tak menyadari
Engkau harus tahu....
ada orang tua yang selalu berdoa dibalik sujudnya
Dan juga orang-orang yang  mencintaimu secara diam-diam
 yang selau menemani harimu dan menanti ceritamu
Meskimu itu hanya sekedar sapaan
****
Kini, nantik, esok, atau lusa engkau harus berubah,
Langkahmu tidak senada dengan yang lalu
Pijakmu harus semakin kuat
Kerena angin akan semakin kuat menerpa
Bahumu akan semakin kuat memikul
Dan keluhmu akan semakin terdengar nyaring
Jangan biarkan semangatmu luruh termakan keadaan
Buktikan engkau lah sang ratu
****
Kini engkau telah bertambah
Tidak ada alasan  untuk tidak menjadi kuat apalagi hebat
Buktikan engkau mampu menarik sinar senja
Yang di dekapan malam(ketakutan)
Untuk menyinari dinding2 kamarmu
Angar senyumu tetap terlihat
****
Sudah lupakan sesuatu yang menghantui pikiramu
Jadikan dia teman agar engkau berdamai dengan dirimu
Hingga kelak engkau akan tersenyum melihat dirimu sekarang dan yang lalu
****

Jalan Semu

Tak ku mengerti berapa banyak waktu yang harus ku habiskan
Untuk sekedar mengatakan aku melakukan
****
Ada kalanya melihat hanya sebatas sinar putih yang kian menghitam
Mungkin saat itu, hayalku sedang bekerja
****
Melihat sebuah jalan, ditengah harapan maha membosankan
Sungguh sangat tak bersahabat
Untuk mengatakan "aku menyukainya"
Melihat Jalan itu  yang menampilkan pandangan serupa,
Mungkin berpesan agar angan ku terus bekerja
Mengapa waktu itu, ku tak memilih gelap untuk sekedar mencari jalan terang
Kini sebuah asa dalam kesendrian yang mengharapkan belaian kasih sayang dari seseorang
****
Kasih itu begitu mahal untuk sekedar di harapakan
Meski ku sangat naif untuk sekedar berandai
Sinar bintang hanya di ciptakan untukku
Dan kusus menyinariku
****
Dulu kata andai hanya sebatas mitos yang tak kunjung terselesaikan
Kini kata andai itu sulit untuk sekedar disentuh
Merintih dan berdoa, dimanakah ku berada
Sekedar meminta berilah sebuah cinta
Agar ku bisa beradai dalam terang
Yang kelak ku akan berbahagia
Meski kata bahagia tak begitu menenangkan (****)
#catatan harian

Sabtu, 15 April 2017

Berdamai

(Danau Toba, Samosir, day 19/01/2017)
Selalu ada sisi bagian tersembunyi dari diri
yang menggenapkan sendi kehidupan
memilih arti kehidupan dengan penuh kejutan
kerena kehidupan penuh kejutan
maka jangan lah engkau terkejaut dengan kepalsuan
*********
terkadang ada kalanya seseorang harus pergi jauh dari dirinya,
mencari perjalanan dirinya,
mendapatkan apa yg sesuai dari dirinya,
untuk sekedar beralasan untuk berbahagiya
**********
seseorang yang mencari, pasti akan mendapatkan
setiap percarian, ada sisi kehidupan yang mengajarkan
arti tulus dalam rintihan harapan
melangkah kedepan bukan berarti terbebas dari persoalan
akan ada masa lalu yg menghadang untuk sekedar terdiam
mengingat semua kenangan
kesakitan itu akan muncul, mana kala sepi sebagai penolong
*********
berjalan mencari jati diri itu seperti berjalan di sesawahan
sesekali tenang, meski banyak keresahan
atau sekedar diam diantara keramaian,
tidak menjadi bagian, namun harus larut didalamnya
sesuci embun pagi membawa sebuah pesan perdamaian
berjarak untuk sekedar memanggil kata hati
bisikan hati jauh menyakitkan, bisa tentang pengabdian, atau sekedar menenangkan diri
*********
sepi ini membuat resan, dalam setiap diam yang melelahkan
terkadang resah itu menjadi teman dan juga pelipur lara
sudah lama singgah di sudut-sudut derita mata
resan itu melintas di batas pengertian
memaksa agar terus bergerak
***********
hingga saat ini, melawan diri, menjadi hal terberat
masih belum berdamai dengan diri
meski ku berusaha sekptis dalam memahami kehidupan
agar romantisme melekat dalam harmoni cinta
semoga kelak disetiap langkah dan di setiap perjalanan
semoga..........****** (catatan penulis jalanan)

Selasa, 11 April 2017


Bagi Yang Tidak Beruntung



telah nampak keriput telah akrap diwajah, sedikit bumbu kekesalan. bergaris membentuk takdir. bisakah dirubah ditangan pemimpin(cetusnya).
 pejuang asa, ditengah realita kehidupan jalanan. senyap, hening dan mengghilang. bukan apa-apa, bukan pula kendaraanya. tapi asap dapur yang tidak lagi mengebul. 
sudah pula dirasakan asam getir, pahit tilang, karena sang waktu memburu, hingga lupa, apa yg dilakukan, kemaren, seminggu yang lalu, 1 bulan, setahun, 10 tahun dst.
dunia dipenuhi orang-orang yang tidak beruntung.
anggap teknologi untuk orang yang beruntung. ada kalanya orang dilahirkan dalam ketidak beruntungan, dan itu dianggap sebagi beban dilingkunganya. ketidakberuntungan dimiliki bagi mereka yang dilarikan tidak kaya(miskin). dan biasanya mereka pergi kekota untuk mecari kehidupan yang tidak malu. perinsipnya lebih baik makan singkong diperantauan dibandingkan makan beras di kampung. ketidak adaan harta, yang cukup, membuat mereka bak seperti semut menyerang gula, menggerubun membentuk komunitas dan berjuang. salahkah? tidak. lalu mereka dibilang sang perambah, menempati sudut-sudut pinggiran kota, hanya untuk sekedar sembunyi dari sinar mentari. hingga legalitas menjadi persolan dikemudian hari. anggap besok digusur. pilihanya melawan sia-sia, membongkar sendiri tidak tega, hingga berbedar diri rumah saja di ganti dengan uang santunan Rp, 1500.000 atau lebih dikit,dikit, dikit aj.
ingin pulang, bercanda dengan alam, tapi marwah terus menebar gengsi, kelak engkau lupa arti kembali.
senyap-senyap malam terus menusuk batas-batas pemikiran
(anggap itu mimpi buruk).
sudah lupa betapa sakit saat mata melelah, dan pikiran terus bekerja
mungkin besok akan sama, atau lebih parah, sedikit harapan akan lebih itupun satu tingkat aja
kejam sudah dirasa, dengan etos kejara, bergerak ligat, agar tak tertekong. sakit memang, ya udah itu memang rodanya
sudah seharunya hak-haknya diamankan. bukan sekarang tapi nantik waktu musim demokrasi sedang terjadi
bisa jadi mereka jadi alat pemuas diri, untuk satu tahta sejati
lupa akan konsep diri (hidup untuk mati, dalam suasana tingkat religi tinggi),
sudah mereka sedang di ujung asa, mana kala hita jadi putih, yang kemudian jadi hitam pekat, lekat dan melekat(gkk papa salah kata)
sejatinya hitam itu abadi, kenapa mencoba jadi putih, toh nantinya jadi abu-abu!, (paham diri)
undur diri, berjuang harus berubah-berubah diawali dari kemauan, yang dikuatkan dengan tekat, serta dorangan doa. semoga kelak merka tersadar, pinggiran bukan berarti musuh (sampah kota).
nantinya merka akan jadi penyelamatmu(tukang becak), merayu jalan yang ngambek. (catatan kecil, penulis jalanan). Yofi
Kegagalan Paham Islam Sinkretis
Oleh: Yofiendi Indah Indainanto



Membaca dari media online ada seorang jendral mengatakan cara melawan sikap ideologi radikal adalah dengan melawanya dengan idologi pemikiran bukan melawan dengan kekerasan, ada tiga ideologi yang dapat melawan ideologi radikal, pertama Pancasila, Islam Sinkretis, dan demokrasi. Namun fokus perhatian tertuju pada Islam Sinkretis yang menyebut ada dua bentuk Islam sinkretis yang ia maksud di Indonesia. Pertama adalah Islam nusantara yang dikembangkan oleh Nahdlatul Ulama, dan Islam berkemajuan ala Muhammadiyah. Benarkah yang dimaksudkan?, atau ini bentuk gagal paham yang terjadi?, atau ini hanya pernyataan politik?.  
Bagaimana menyatukan sesuatu yang dianggap itu berbeda?. Bekerja pada ranah abstrak yang memunculkan ketidakpastian. Biasanya ini menyerang orang dengan tinggkat keimana rendah. Membenarkan sebuah ajaran agama yang ideal menjadi perakteknya. Agama Islam iya, tapi toleransi iya. Bagaimana melihat persolan ini. ada sebuah contoh seorang muslim menggungkapkan semua ajaran agama didunia itu sama. Di Islam punya salam Asalamualaikum, di Agama Nasrani ada shaloom , di Agama Hindu Om Swastiastu, lalau benarkah semua itu, bahwa agama pada dasarnya sama?.
Bagaimana jadinya semua ajaran Agama disatukan dengan mengedepankan kesaman-kesamaan yang berada pada garis luarnya. Paham Sinkretisme menghendaki penyatuan ajaran-ajaran agama dengan berbagai bentuk kepercayaan. Kepercayaan itu bisa berupa aliran-aliran, keyakinan tertentu dan sesuatu yang dianggap benar oleh segolongan. Paham ini menghendaki keserasian dan kesembangan sebagai bentuk kesempurnaan ajaran. Mitos, kebudayaan, dan tradisi akan mempengaruhi ajaran sebuah agama tidak terkecuali dengan Islam. Ensiklopedia Britannica menyebutkan bahwa  Religious syncretism is the fusion of diverse religious beliefs and practices (paham sinkretisme adalah penyatuan beberapa ajaran agama yang berbeda).
Pendapat lain mengatakan, Sinkretisme seperti yang dijelaskan oleh John L Esposito dalam Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, adalah fenomena bercampurnya praktik-praktik dan kepercayaan-kepercayaan dari sebuah agama dengan agama lainnya sehingga menciptakan tradisi yang baru dan berbeda. Derajat identifikasinya sangat beragam sehingga sulit membedakannya dengan praktik bid'ah yang diperdebatkan.
Ada contoh pendapat dua orang tokoh, yaitu Ibnu Sab`in dan Ibnu Hud at-Talmasani yang mengatakan bahwa orang yang paling mulia adalah yang mengajak semua umat beragama bersatu secara menyeluruh dalam satu wadah. Apabila sudah terjalin persatuan di antara umat beragama, maka seorang itu bebas mengamalkan ajaran Islam, Nasrani, maupun Yahudi dalam waktu yang bersamaan. (dikutip dari al-Raddu ala al-Manthiqiyyin Ibnu Taimiyah hlm.282 ).
Sikap sinkretisme sangat berbahaya dalam kehidupan beragama terutama dalam ajaran Islam. Sikap ini akan memunculkan pembenaran sepihak bagi para penganutnya. Semisal diagama Islam dilarang memakan  daging babi karena haram, pada seuatu ketika memakan babi akan jadi halal manakala dagin sapi, kambing dan yang halal lainya agak sulit dicari. Bagaminan anda melihatnya. sejatinya sikap ini menghadirkan kompromi pada hal-hal yang bertentangan dan berbeda menjadi sesuatu yang diangap kompromi. Parahnya jika ini terus berkembang ditengah masyarakat akan menimbulkan pengaruh pada degradasi moral dan etika beragama. Ajaran Islam akan tergerus pada konsep-kosep pembenaran sepihak, kedoknya selalu menyebut itu toleransi.
Anggap semua agama sama, sepakatkah?, jawablah. Tapi jika anda menjawab sepakat, anda termasuk kedalam golongan sinkretisme. Kenapa?, jawabanya adalah tidak ada agama yang sama dimuka bumi. Semua perbedaan yang ada di agama tidak bisa disatukan dalam wadah kebenaran sepihak. Kenapa di ciptakan agama banyak, pasti karena perbedaan didalamnya.  Agama yang berlainan di Indonesia  seperti, Hindu, Budha, Kristen, Katolik dan Islam akan bertentangan ajarannya, kemudian dicarilah dari masing-masing agama perbedaan yang mencolok yang berpotensi menimbulkan perpecahan dan ketidaktoleran, dari situlah perbedaan itu akan dilebur dan disatukan kembali menjadi sesuatu yang satu dan utuh, lalu menganggap ‘Semua Agama Benar”.
Paham Sinkretisme bentuknya sangat lembut seperti sutra yang tidak akan disadari dengan pikiran penentang. Bagaimana menghadapi musuh yang tidak terlihat?, musuh itu ada, dan selalu menyerang  menggunakan alat-alat propaganda. Bisa itu seperti, berbicara, bisa itu menulis atau bisa itu seperti sebuah kebiasaan. Ketika beberbicara tentang kemanusiaan tentu tidak akan berbicara tentang perbedaan agama didalamnya. Semua akan berbondong-bondong membantu. Lalu alasan itu bisa tidak digunakan untuk kepentingan agama?, jawablah. Pada dasarnya  konsep ini sangat fundamental untuk menggambarkan sebuah perbedaan yang disamakan. Diagama Islam akan sangat berbeda dengan diagaman lain, dengan perbedaan itu dijadikan kekuatan untuk menggembangakan sebuah ajaran baru, melalui metode-metode toleransi. Apakah toleransi sebagai akar sikap Sinkretisme?, tentu tidak, sangat berbeda konsep dasar ini. toleransi hanya bekerja pada ranah kemanusiaan, dan menghargai kepercayaan. Bukan berkaitan ranah akidah seseorang.
Di Mesir, pada tahun 1919 M terjadi upaya penyatuan Islam dan Nasrani dibawah pimpinan Sa`ad Zaghlul, hingga terjadi pula pembauran lambang persatuan, seperti yang dinyatakan oleh Muhammad Rasyid Ridho dalam Kitabnya al-Islam wal Hadharah al-Arabiyah hlm. 81. Pada kalangan modernis muslim yang tertipu dan ikut sibuk memarakkan gerakan sinkretisme ini, dapat disebutkan antara lain,  Dr. Abdul Aziz Kamil mengatakan, ‘Kami di Timur Tengah mengimami keesaan Allah, baik lewat satu agama maupun lewat agama lain. Saya katakan dengan tegas bahwa Islam, Nasrani, dan Yahudi adalah sama bahkan dalam pengertian trinitas Nasrani berakhir kepada keesaan Tuhan. Inilah yang dinamakan wilayah Tauhid (keesaan Tuhan). Hanya saja gambaran dan penafsiran secara filsafat yang berbeda’  (Al-Islam wal Ashr, karangan Abdul Aziz Kamil), Dr. Rifa`ah Thanthawi berpendapat bahwa tidak ada istilah Kafir dan Mukmin pada manusia. Yang ada hanyalah manusia modern dan prinitif (Ghazwun min ad-Dahkil hlm.. Dr. Muhammad Imarah),  Dr. Hasan Hanafi dengan terang-terangan menyatakan bahwa hakikat agama itu tidak ada, yang ada hanyalah peninggalan kaum tertentu yang lahir dari zaman tertentu sehingga memungkinkan untuk berkembang di masa-masa tertentu atau masa berikutnya (at-Taurats wat Tajdid hlm. 22 karangan Hasan Hanafi), Dr. Muhammad Imarah mempunyai pandangan bahwa gerakan ini adalah untuk menyatukan agama Ilahi (agama Samawi).Bagaimana melihat persoalan itu? engkau lah yang mengerti.
Indonesia sebagai yang mayoritas muslim terbesar didunia tidak terlepasan praktik Sinkretisme dalam kehidupan beragaam Islam. Kebudayaan yang melekat dengan banyak tradis di masyarakat sangat mempengaruhi seperti Kejawen yang merupakan kebudayaan Jawa asli  sinkretisme antara kepercayaan kuno dengan ajaran agama yang datang kemudian seperti Hindu, Budha, Islam, dan Kristen. Diantara campuran tersebut yang paling dominan adalah ajaran agama Islam. Ajaran Islam dijawa banya yang tercampur dengan budaya lokal serta tradisi-tradisi dimasyarkat yang hingga saat ini tidak bisa dihilangakan. Banyak gerakan Islam yang berusaha menghilangakan paham sinkretisme sebagai bentuk bidah. Nyatanya hingga saat ini peraktik itu masih berkembang.
Akan banyak orang gagal memahami makna dan konsep Islam Sinkretis, bentuk yang tidak terlihat, hingga sangat lembut tidak diketahui bentuknya, karena berkaitan dengan paham, akan banyak orang terjebak dengan konsep ini. lagi Islam akan mengalami perkembangan jaman, bukan hanya perubahan umat, melainkan juga ajaranya mana kala masih banyak umat Islam yang apatis menangkal doktrin sesat.

Rabu, 05 April 2017




Tuduhan Makar yang Menyesatkan
Oleh: Yofiendi Indah Indainanto
Tuduhan seperti apakah yang akan mengusik kehidupan bernegara, makar atau kudeta?, benarkah makar hanya diperuntukan untuk umat Islam?. Nilai dan konteks mengerucut pada kepentingan politik. Saat pengusaha politik telah mengalami ketakutan, yang akan terjadi adalah penyalahgunaan kekuasaan, ringan tangan dan kebal hukum. Anggap seperti itu, memikirkan keluh-kesah bisa jadi dituduh makar, karena bulum ada standarisasi seperti apa yang dikatakan makar oleh elit penguasaha. Wadahnya kan politik, sifat politik yang dinamis semua bisa membenarkan yang salah dan menyalahakan yang benar, hati-hati saja, sapa tahu anda bangian dari target incaran makar.
Tepat tanggal 31 maret atau disingkat 313, umat Islam kembali melakukan aksi bela Islam, dalam upaya membela agama yang mengalami penistaan dengan mengedepankan rasa kemanusiaan tinggi dalam kehidupan berdemokrasi. Jutaan umat Islam datang berbondong-bondong mengikuti jalanya aksi di pusat Ibukota. Ada sisi baik dalam aksi yang terjadi, bukan hanya persoalan agama, melainkan persoalan kepedulian umat terhadap jalanya proses demokrasi di negeri Ibu Pertiwi. Ada terbesit pertanyaan tentang aksi, apakah benar aksi  bela Islam itu hanya sebatas urusan Agam?, mana tahu ada sebagian orang menilai seperti itu.
Memulai dari kupas sejarah, tidak ada aksi sebulmnya didunia dalam membela agama seperti di Indonesia. kesan besar, hikmat, dan damai, hiyasan itu selau mengisi layar kaca dan pemberitaan di setiap media. Namun kembali kepertanyaan dasar benarkah itu hanya sebatas persoalan agama?. Secara politik negara, kasus seperti itu banyak terjadi di banyak negara dunia, seperti yang terjadi dinegara Arab beberapa tahun belakangan. Indonesia dengan berbagai bentuk karakter masarakatnya memiliki bebagai pandangan dalam berjuang, yang kesemua itu hanya mampu disatukan agama dan kecintaan terhadap bangsa.
Kehidupan negara demokrasi tidak terlepas dari kebebasan dalam menyampaikan pendapat. Menurut profesor  politik dari univeristas Yale Robert A Dahl. Idealnya sebuah sistem demokrasi harus memiliki, Persamaan hak pilih dalam menentukan keputusan kolektif yang bersifat mengikat, Adanya partisipasi yang efektif yang setiap warga memiliki hak dan yang sama dalam pengambilan keputusan yang kolektif, Pembeberan kebenaran, yaitu adanya kesamaan peluang bagi setiap warga negara dalam rangka memberikan penilaian terhadap jalannya proses politik serta pemerintahan secara logis, Kontrol terakhir terhadap agenda, yaitu adanya eksklusif bagi masyarakat untuk menentukan agenda mana yang harus maupn tidak harus diputuskan melalui proses pemerintahan, termasuk mendelegasikan kekuasaan tersebut kepada orang lain atau lembaga-lembaga yang dapat mewakili mereka, Pencakupan, yaitu terliputnya masyarakat yang tercakup semua orang dewasaterkait dengan hukum.
Aksi bela Islam dari 411, 212, hingga yang terakir aksi 313. Akan terlalu kerdil kalau hanya melihat aksi yang terjadi itu hanya persolan agama dan bela agama, melainkan ini persolan sebuah kekuasaan politik dan eksistensi umat dalam kehidupan beragama. Banyak yang melihat, ada persolaan lambat dalam menangkap dan mempenjarakan para pelaku penistaan, seolah-olah negara sebesar Indonesia itu miliki segelintiran orang yang berkuasa, masyarakat hanya menjadi penonton melihat penguasa bermain drama. Melihat persolan ini, banyaknya suara-suara lantang dalam menyuarakan tidak ditanggapi serius, dan cenderung menyepelekan berbuntut aksi terus terjadi. Secara singkat aksi bela agama iya, aksi menuntut hak dan kewajiban sebagai warga negara itu yang menjadi penting dalam pengembangan permasalahan.
Alhasi para elit politik melakukan berbagai upaya dalam meredam aksi yang terjadi, tuduhan-tudahan tidak masuk akal terjadi seperti makar. Benarkan terjadi aksi tunggangan dalam aski bela Islam atau Polisi menyebutnya makar?. Sejauh ini aktivis-aktivis Islam dituding melakukan makar dalam aksi 411 seperti Kivlan Zen, Adityawarman, Ratna Sarumpaet, Firza Husein, Eko, Alvin, Rachmawati Soekarnoputri, dan Ahmad Dhani, Sri Bintang Pamungkas, Jamran dan Rizal. Polisi pun menuduh ada makar permufakatan yang dikatogorikan perbuatan delik formil. Artinya tidak perlu terjadi perbuatan makar itu, tapi dengan adanya suatu rencana-rencana, kesepakatan-kesepakatan permufakatan yang dilakukan oleh sekelompok orang, dapat dipolisikan.  Seperti hanyalah saat berbicara di warung kopi  dengan mengkeritisi pemerintahan dengan menuduh pemerintah telah gagal dalam menyelenggarakan negara, dan meminta mundur, hal ini sudah termasuk dalam upaya makar dan bisa ditangkap lalu dipenjarakan. Korbanya seperti Kivlan Zen, Adityawarman, Ratna Sarumpaet, Firza Husein, Eko, Alvin, dan Rachmawati Soekarnoputri.
Lalu ada makar berkaitan dengan konten dan isi seperti yang dituduhkan kepada Sri Bintang Pamungkas, Jamran dan Rizal yang berkaitan dengan konten di media sosial yang meyebarkan panghasutan kepada masyarakat luas, dan  menghujar kebencian terhadap isu-isu sara. Mereka pun terancam dengan pasal 28 ayat 2 UU informasi dan transaksi elektronik. Didunia media, ada seseorang dengan lantang menghina agama Islam dan disebarkan, yang kontennya menyinggung masalah sara, beberapa banyak yang anda jumpai?, jika memang seperti itu kenapa banyak yang masih berkeliaran para pelakunya?. Bagaimana bila ada seorang keritikus mengatakan “pemerintah telah gagal dalam meningkatkan kesejateraan masarakatnya dan menuntut untuk mundur para pemimpin”, apakah ini bentuk makar dalam bentuk konten dan isi?, jawablah.
Penggulingan kekuasaan yang sah seperti apa yang dimaksudkan? Ataukah makar hanya berlaku hanya untuk umat Islam saja?. Mungkinkah makar sengaja diciptakan untuk kepentingan teror intelejensia dalam peralihan isu yang berusaha mendiskreditkan umat Islam?. Aksi 313 menjadi titik jawaban benarkah itu semua, skenario apa yang akan diciptakan dalam mengubah persepsi yang berkembang dimasyarkaat. Penangkapan Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al-Khaththath serta Zainudin Arsyad, Irwansrah, Veddrik Nugraha alias Dikho, dan Mar'ad Fachri Said alias Andre menjelang aksi 313 didekat istanah, seolah menggambarkan adanya kesamaan pada saat jaman orde baru. Penangkapan dilakukan mendekati kesamaan dengan penculikan karena metode penangkapan yang dilakuan, meski pihak Polisi membantah itu dengan mengatakan itu bagian dari strategi penangkapan.
Sepakatkah tuduhan makar itu bentuk menyesatkan, dengan konteks subtantif dari sebuah pesan yang disampaikan. ada banyak sarat muatan politik didalamnya yang membuat keresahan didalam pemerintahan. Disebuah rumah, saat seorang anak menyampaikan pendapat tentang perilaku ayah yang tidak adil terhadap anaknya, lalu ayah tersebut justru memarahi dan menghukum. Apa yang akan tejadi, melawan, dia atau pasrah?, Nilai lah sendiri, bedakan mana nilai dan kepentingan.
Belajar dari kasus Daniel Maukar  yang melakukan aksi makar menggunakan pesawat tempur menyerang istana negara dan upaya pembunuhan persiden Sukarno dan diancam hukuman mati, akhirnya mendapat pengampunan dari Sukarno pada tahun 1964, hingga akhirnya dihukum 8 tahun penjara. Lalau bagaimana yang dilakukan dengan persiden saat ini?. jauh berbeda dengan kondisi saat ini, dimana ada upaya pengekangan yang dilakukan elit penguasa terhadap kebebasan menyampaikan pendapat. Indikasinya rakyat dibuat patuh dengan kehendak penguasa, yang tidak sepaham akan dihilangan, dengan cara moderen, bisa pembunuhan karakter atau karir, keduanya memiliki pengaruh besar dalam kehidupan.    
Bagaimana menentukan logika ditengah kebebasan berpendapat, benar bebas harus dibatasi, bukan sebebas-bebasnya. Namun konteks kebebasan seperti apa yang harus dibatasi?, apakah penguasa itu yang menentukan kebebasan dengan memikirkan kepentingannya. Sebagai bangsa berbudi, menuduh yang bukan-bukan telah melanggar nilai budaya sebagai masyarakat bebudi luhur, seseorang tidak akan mengatakan kotor kalau dia tidak dikotori. Di Agama Islam makar itu bukan bagian ajaran Islam, bahkan dilarang, umat Islam selalu menjunjung tinggi pemimpin dan menghormatinya. Tidak ada upaya menggulingkan pemimpin, namun hal itu bisa saja terjadi mana kala pemimpin itu tidak amanah (tergantung situasi). harian orbit 5/4/17


anggap ini  sebuah pertanyaan
bagaimana menjalani kehidupan ditenggah kebebasan?
sudah sepantasnya, bahasa ibu berubah jadi bahasa bapak
mengerti?, jika tidak gunakan bahasa semi intelek saja atau sastra
sebagai ungkapan keritikan, bisa jadi itu sebuah kegelisahan bersama, anggap seperti itu, engkau akan mengerti, hitam dan putih politik negeri. hati-hatilah